Sebuah Inisiatif dari Telapak 1999-2004: Pembelajaran dari Transformasi Pengambilan Ikan dengan Bahan Beracun Menuju Pengelolaan Sumberdaya Laut dan Pesisir Berbasis Masyarakat
Jika anda bisa meluangkan waktu beberapa hari di sekitar pulau Bokori – Kendari misalnya, maka anda akan tidak asing lagi mendengar suara dentuman bom yang dilakukan oleh sebagian masyarakat sekitarnya untuk mencari ikan setiap harinya. Atau mungkin anda ingin meluangkan waktu untuk berkunjung ke daerah karang di beberapa perairan bagian Timur Indonesia maka anda tidak akan asing lagi melihat beberapa perahu dengan kompresor menyuplai udara untuk beberapa penyelam di bawahnya yang sedang asik menyemprotkan larutan kimia pada ikan-ikan yang bersembunyi di sela-sela karang. Dua contoh di atas memberikan gambaran bahwa kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara yang merusak masih terus berlangsung dengan amannya, dan aktivitas yang sama tidak hanya terjadi di dua daerah tersebut, bahkan dari data yang dikumpulkan menunjukkan lebih dari 50% produksi ikan karang kita (baik untuk ikan konsumsi maupun ikan hias) dihasilkan dari cara tangkap yang merusak tersebut. Padahal sudah 5 dekade sejak pertama kali penangkapan ikan yang merusak merasuk ke kehidupan sehari-hari masyarakat perikanan kita, namun sampai saat ini permasalahan ini masih saja berlanjut bahkan cenderung meningkat intensitasnya.
Selain kerusakan terhadap habitat ikan, praktek-praktek seperti ini juga menjadi lahan KKN yang basah bagi beberapa oknum aparat penegak hukum kita. Sudah bukan cerita rahasia di kalangan para nelayan, bobroknya mental aparat kita menjadi salah satu faktor pendorong makin sulitnya masalah ini diselesaikan. Operasi-operasi pengawasan dan penangkapan yang dilakukan oleh oknum aparat hanya dijadikan alat untuk memeras para nelayan pelaku, yang justru tidak memberikan kejeraan tetapi justru menyuburkan kegiatan terlarang tersebut karena para pelaku merasa dengan membayar kepada petugas semua urusan akan selesai.
Di lain pihak kondisi terumbu karang yang menjadi habitat dari ikan-ikan karang tersebut semakin hari semakin memprihatinkan. Di beberapa daerah hasil tangkapan nelayan juga semakin menipis, kemiskinan makin merajalela. Anak-anak semakin banyak yang putus sekolah. Apakah hal seperti ini harus dibiarkan terus menerus?
Lihat dan unduh Semprotan Maut di Nusantara