Telapak | Jatim – TELAPAK Badan Teritorial Jawa Timur bersama Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) mendeklarasikan “Gerakan Sungaiku Omah Iwak”. Deklarasi ini merupakan rangkaian gelaran upacara “Larung Brantas” yang dilaksanakan pada Sabtu (28/11/2015) dan Minggu (29/11/2015) lalu. Dalam Larung Brantas ini, ada 7 gunungan tumpeng berisi beragam jenis pakan ikan yang dilarungkan ke Kali Brantas. Selain itu, dalam kesempatan ini juga diadakan launching dan bedah buku Sensus Ikan.
“Selama ini, tumpeng yang dilarung umumnya masih berupa kepentingan manusia seperti hasil bumi dan makanan. Namun, dalam Larung Brantas ini yang dilarung adalah pakan ikan, seperti buah keres (Muntingia calabura), buah Loa (Ficus racemosa), lumut, dan kangkung yang umumnya disukai oleh ikan”, ungkap Mochamad Arifin, tokoh masyarakat Dusun Bureng Kedung Anyar, Wringinanom.
Kegiatan larung Brantas yang diadakan di Wringinanom ini bertujuan untuk mensyukuri nikmat Allah berupa sungai yang mengalir melalui Desa Wringinanom. Air sungai yang mengalir ini kemudian menjadi bahan baku PDAM kabupaten Gresik, PDAM Kota Surabaya dan sumber air bersih untuk Perumahan Citraland serta bahan baku industri di wilayah Driyorejo dan Wringinanom sehingga kelestariannya menjadi tanggungjawab semua komponen yang ada di Kali brantas.
Melalui Gerakan Sungaiku Omah Iwak, Ecoton dan Telapak BT Jatim secara rutin akan melakukan kegiatan kampanye keliling kampung dengan menggandeng Ibu-Ibu PKK, Karang taruna, Siswa Sekolah Dasar hingga SMA dan Remaja Masjid. Kegiatan yang sudah berjalan adalah pelatihan pembuatan kerajinan tangan seperti bros dan tas dari botol plastik dan limbah bungkus plastik, pelatihan pembuatan sabun organik dan pembuatan jamu dari bahan herbal.
Ecoton dan Telapak BT Jatim ingin mengajak masyarakat sekitar Kali Brantas untuk ikut menjaga kelestarian sungai brantas, yang merupakan habitat dari sedikitnya 24 jenis ikan, sumber air bersih bagi rumah tangga dan industri, serta pendukung sistem keanekaragaman hayati di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
“Kegiatan Larung Brantas ini merupakan upacara memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan rejeki dan kesejahteraan melalui air sungai Brantas, dan mulai membaiknya kesehatan sungai Brantas di Wringinanom”, tutur Daru Setyo Rini, ketua panitia Larung Brantas.
Lebih lanjut Daru menyatakan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Gresik sekaligus mendorong masyarakat untuk kembali mencintai dan bertindak bijak dalam memperlakukan sungai. (*BT Jatim/red)