Program Kementerian Ini Angkat Ekonomi Pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memfokuskan diri untuk mengembangkan dan membangkitkan perekonomian masyarakat, terutama di wilayah pulau kecil di Indonesia. Program tersebut adalah Mina Wisata.

Dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, Rabu 25 September 2013, pengembangan keramba jaring apung (KJA), merupakan program mina wisata budidaya perikanan air laut yang sedang dikembangkan. Melalui kegiatan masyarakat yang dibantu oleh KKP dan pemerintah daerah wisata KJA, merupakan salah satu pilihan wisata yang baik bagi wisatawan baik manca negara maupun lokal.
“Wisata jaring apung bukan hanya sekedar melihat keindahan ikan, pulau atau lautnya saja tapi di dalamnya terdapat edukasi, di mana kelompok pengelola KJA, yang dalam hal ini dipegang oleh masyarakat sikitar akan menjelaskan mengenai apa saja yang terdapat pada KJA tersebut, berikut manfaatnya,” kata Direktur Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Ditjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rido Batubara.
Ridho menjelaskan bahwa dengan konsep mina wisata yang dikembangkan saat ini didapatkan efek ekonomi berantai yang sangat dirasakan masyarakat sekitar. Seperti peningkatan penyewaan speedboot, pendirian rumah makan, dan warung-warung di sekitar lokasi pantai yang tentunya sangat berpengaruh kepada pendapatan mereka setiap harinya.
“Di lokasi KJA, pengunjung bukan hanya bisa melihat budidaya ikan. Mereka bisa memancing, dan langsung memasak ikan hasil pancingannya di lokasi tersebut, kemudian menyelam untuk melihat karang-karang dan ikan laut yang indah di kedalaman 3 sampai 8 meter,” kata dia.
Pria ini menjelaskan bahwa memang belum semua lokasi jaring apung di Indonesia terkelola secara baik.
“Artinya, tidak semua lokasi KJA terdapat restoran untuk pengolahan ikan hasil pancing, tetapi lokasi tersebut tetap menjadi tujuan mina wisata KJA baik dari turis asing atau pun lokal,” ujar Rido.
Seperti di wilayah Lombok Barat, kelompok masyarakat yang mengelola KJA di wilayah tersebut dinilai sangat inovatif. Mereka mengelola sekeliling KJA yang ditempatkan di Pulau Nanggu sebagai lokasi wisata bawah air, dan wisata memancing.
“Jadi, kelompok yang diberinama Baywatch itu terus melakukan inovasi, agar objek mina wisata yang ditawarkan tetap terlihat menarik bagi para wisatawan,” kata Rido.
Sementara itu, ketua kelompok Baywatch, Heri, mengaku telah terjadi peningkatan pendapatan ekonomi yang signifikan dari lokasi mina wisata yang dikelola kelompoknya.
“Saat menjadi guide wisatawan asing di Pulau Manggu, pendapatan saya  tidak menentu dan relatif kecil untuk menghidupi keluarga. Namun, berkat bantuan KKP dan pemerintah daerah dengan keramba jaring apungnya, kami bisa kelolala kawasan sekitar Pulau Manggu menjadi daerah mina wisata di wilayah Lombok Barat,” ujar Heri.
Tidak hanya mengandalkan kunjungan wisata dan penyewaan perahu saja, Heri bersama kelompoknya mendapatkan untung dari budidaya ikan kerapu, bawal bintang dan lobster. Dengan demikian, manfaat keuntungan yang dipetik dari program tersebut dirasakan sangat banyak.
“Untuk hasil budidaya ikan, banyak restoran dan hotel di sekitaran Lombok Barat yang memesan ikan kepada kelompok kami. Untuk itu, banyak penghasilan yang kami dapatkan dari program mina wisata ini,” kata dia.
——–
sumber: vivanews, Kamis 26/09/2013
link      : vivanews